Jumat, 21 November 2008

Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.
Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.
Wayang, oleh para pendahulu negri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam sekali. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".

Jenis-jenis wayang
Wayang Kulit
Wayang Purwa
Wayang Madya
Wayang Gedog
Wayang Dupara
Wayang Wahyu
Wayang Suluh
Wayang Kancil
Wayang Calonarang
Wayang Krucil
Wayang Ajen
Wayang Sasak
Wayang Sadat
Wayang Parwa
Wayang Kayu
Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
Wayang Menak
Wayang Papak / Wayang Cepak
Wayang Klithik
Wayang Beber
Wayang Orang
Wayang Suket

Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku
Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang dan bahasa Banjar.
Wayang Jawa Yogyakarta
Wayang Jawa Surakarta
Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
Wayang Bali
Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
Wayang Betawi (Jakarta)
Wayang Cirebon (Jawa Barat)
Wayang Madura (sudah punah)
Wayang Siam
(Disadur dari Wikipedia)

Minggu, 19 Oktober 2008

Antareja

ANTAREJA terkadang disebut Anantareja, anak sulung Bima dengan Dewi Nagagini. Antareja tidak tinggal bersama ayahnya, melainkan tetap di Kayangan Saptapratala bersama kakeknya, Hyang Antaboga dan ibunya. Kesaktian Antareja luar biasa. Semburan ludahnya yang mengandung bisa, akan mematikan siapa saja yang terkena. Bahkan tanah bekas telapak kaki orang yang dijilatnya pun akan menyebabkan si empunya tapak akan meninggal seketika

Sabtu, 02 Agustus 2008

Batara Guru





Berdasarkan hasil polling kemarin, ternyata pemenangnya adalah Batara Guru. Sesuai dengan janji saya, saya akan menuliskan kisah tentang Batara Guru, ini dia....







Batara Guru



BATARA GURU di dunia pewayangan adalah pemuka para dewa yang memerin-
tah khayangan, yaitu alam yang dihuni para dewa. Dalam seni kriya Wayang Kulit
Purwa, Batara Guru dilukiskan bertangan empat, bertaring kecil, berleher biru, ka-
kinya apus (semacam penyakit polio), dan hampir selalu mengendarai lembu andini.







Ayah Batara Guru bernama Sang Hyang Tunggal. Ibunya bernama Dewi Rekatawi. Suatu saat Dewi Rekatami melahirkan anak berujud telur bercahaya terang. Dengan kesaktian yang dimilikinya Hyang Tunggal mengubah ujud telur itu. Kulit relurnya berubah ujud menjadi Hyang Maha Punggung, ia dianggap anak sulung. Putih telurnya diubah menjadi Hyang Ismaya (Semar), ia dianggap anak kedua. Sedangkan kuning telurnya menjadi
Hyang Manikmaya (Batara Guru), dianggap sebagai anak ketiga. Kedua kakaknya diberi tugas menjadi pamong di dunia, sedangkan Sang Hyang
Manikmaya bertugas mengepalai para dewa di khayangan.
Bagi penganut agama Hindu Batara Guru adalah sebutan lain Batara Siwa.
Sedangkan menurut wayang kulit purwa, Batara Guru sering dieri kesan berbeda
dengan Batara Siwa. Lagi pula, sebagai salah satu tokoh wayang, walaupun tergolong dewa, Batara Guru bukanlah makhluk yang sempurna. Seperti juga manusia, dan dewa lainnya, ia pun sering berbuat salah. Dalam berbagai lakon Wayang Purwa, Batara Guru diceritakan beberapa kali tidak dapat mengendalikan nafsu birahinya, amarah, dan dendamnya.




























































































Kamis, 01 Mei 2008

Pandawa Lima

PANDAWA sebutan bagi kelima orang anak Pandu Dewanata.
Kelima orang Pandawa itu adalah :

-Yudhistira/Puntadewa
-Bima/Werkudara
-Arjuna/Janaka
-Nakula
-Sadewa
Pandawa dianggap musuh oleh para Kurawa (anak-anak Destarata). Dalam berbagai mata pelajaran Pandawa selalu lebih unggul daripada para Kurawa. Pada ilmu kesastraan dan ketatanegaraan, misalnya, Puntadewa selalu lebih unggul. Soal adu tenaga dan keterampilan memainkan gada, Bima tidak tertandingi. Sedangkan dalam keterampilan memainkan panah dan pedang, Arjuna paling jago. Nakula dan Sadewa pada waktu itu masih kecil, belum banyak berperan. Di antara Pandawa dan Kurawa, Bima adalah anak yang paling besar tubuhnya dan paling kuat tenaganya. Di hari tuanya, kelima Pandawa menyongsong saat kematiannya dengan sadar. Mereka mendaki Gunung Himalaya untuk menyongsong ajal, diikuti oleh seekor anjing berbulu putih. Yang pertama dijemput oleh Batara Yamadipati, dewa kematian adalah Dewi Drupadi (istri para Pandawa). Setelah itu Sadewa, kemudian Nakula, Arjuna, dan Bima. Puntadewa tidak menemui ajalnya. Sampai perjalanannya mencapai pintu surga, ia dijemput oleh Batara Endra. Namun sewaktu Batara Endra melarang seekor anjing putih yang hendak masuk, Puntadewa menolak ajakan Batara Endra masuk ke surga, katanya: "Jikalau sorga tidak menghargai kesetiaan, meskipun kesetiaan itu diperlihatkan oleh seekor anjing, sebaiknya hamba tidak usah masuk ke sorga yang demikian".
Seketika itu juga anjing tersebut berubah ujud menjadi Batara Dharma, ayah Puntadewa yang sebenarnya. Dalam pewayangan, Semar dan anak-anaknya amat dominan dalam mengasuh para Pandawa. Banyak lakon-lakon pewayangan yang mengisahkan kemenangan para Pandawa, karena mereka mendengarkan nasihat dan petuah Ki Lurah Semar.




NB: Jika anda ingin menambahkan artikel ini, saya sangat menerimanya. Artikel tambahan dapat ditambahkan pada kolom komentar.




Jumat, 15 Februari 2008

Wayang Kulit




Wayang kulit ? Ya, sekarang memang sudah jarang orang yang peduli pada kesenian tradisional yang satu itu. Saya kebetulan pecinta wayang kulit dan tertarik pada kesenian ini, dan juga saya memiliki wayang kulit. Saya memiliki beberapa website tentang wayang, bagi yang beminat untuk melihat websitenya silahkan klik di :

Jika ada salah satu pembaca memiliki website tentang wayang kulit, silahkan ketik di kolom komentar di bawah ini. Disini kita juga bisa berbagi cerita / sharing soal wayang kulit dan pernak-perniknya. Bagi pembaca yang tinggal di Jakarta dan kebingungan untuk mencari tempat di mana menjual komik-komik wayang, saya kebetulan mempunyai alamatnya yaitu di :

- Plaza Semanggi Lt.2 Vindo Comics
- ITC Fatmawati Lt.1 Vindo Comics

Di sana terdapat berbagai pernak-pernik wayang yang dijual dengan harga cukup tejangkau.

Ditunggu ya cing informasinya......


Yudhistira
( Tolong beri komentar tentang posting ini )
Kritik, Saran, dan Keluhan
adhis_96@yahoo.co.id
Powered By Blogger